WEB BLOG
this site the web

CLOUD COMPUTING

Teknologi Cloud Computing (sebuah pendekatan)

cloud computing kitchen sink 300x214 Teknologi Cloud Computing (sebuah pendekatan)

Ilustrasi

Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah.

Cloud sudah hadir di depan kita saat ini, namun apa itu cloud ? kemana tujuanya ? dan apa resikonya? dan bagaimana organisasi IT mempersiapkan ini ? itulah pertanyaan yang setidaknya akan hadir oleh beberapa praktisi ataupun peminat IT, Cloud computing pada dasaranya adalah menggunakan -based service untuk meng support business process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:

Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.

  • Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.
  • Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
  • Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.
  • Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
  • Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.

Teknologi cloud akan memberikan kontrak kepada user untuk service pada 3 tingkatan:

  • Infrastructure as Service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
  • Platform-as-a-service: hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tampa harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contoh nya yang telah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
  • Software-as-a-service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi denga Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan social network application seperti FaceBook.

Beberapa investor saat ini masih mencoba untuk mengekplorasi adopsi teknologi cloud ini untuk dijadikan bisnis sebagaimana Amazon dan Google telah memiliki penawaran khusus pada untuk teknologi cloud, dan juga telah melakukan investasi jutaan dollar untuk ini.

Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service.

Lalu apa resikonya ?

Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:

  • Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
  • Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
  • Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
  • Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
  • Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?

Untuk sebuah service yang masih tergolong kritis untuk perusahaan anda, saran terbaik adalah menanyakan hal ini se detail detailnya dan mendapatkan semua komitmen dalam keadaan tertulis.

Apa yang dilakukan Smart Company saat ini ?

Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house.

Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime.

Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.

Persaingan Minyak Sawit ASEAN dengan Minyak Kedelai Uni Eropa

Persaingan perdagangan minyak sawit dengan minyak kedelai benar-benar menjadi tidak sederhana. Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia yang memproduksi minyak sawit harus bersaing dengan Eropa yang memproduksi minyak kedelai untuk merebut pasar yang sama, yaitu pasar minyak nabati. Tentunya pada segmen pasar yang sama. Pada masa yang akan daang produksi minyak nabati CPO dari Indonesia dan Malaysia mampu menguasai 25 persen pangsa pasar minyak nabati dunia.

Hal ini sangat mengkhatirkan Eropa. Uni Eropa berusaha untuk menyelamatkan minyak kedelai yang semakin lama semakin tergerus dengan produk minyak sawit. Apalagi diketahui bahwa minyak sawit terdapat unsur bahan transgenic yang belum dapat dipertanggungjawabkan keamanannya. Selain itu untuk memproduksi suatu volume yang sama minyak kedelai membutuhkan lahan yang luas.

Eropa dan Amerika tidak cocok untuk menanam sawit. Sehingga minyak nabati AS dan Eropa mengandalkan minyak kedelai dan minyak sayur lainnya yang menjadi produk andalan petani Eropa dan Amerika. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Kondisi seperti ini ada di Asia Teneggara.

Banyak alasan mengapa minyak sawit lebih layak menggantikan minyak kedelai dan minyak sayur lainnya. Tanaman kedelai adalah adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti minyak nabati, kecap, tahu, dan tempe. Tanaman sejenis ini tidak produktif untuk memproduksi oksigen, sedangkan kepala sawit sangat rakus menhisap carbon dan memproduksi oksigen. Sehingga untuk mendapatkan minyak kedelai tidak seekonomi minyak sawit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelapa sawit tumbuh lebih baik di Malaysia dan Indonesia akibat pasokan sinar matahari yang relatif lebih banyak.

Ongkos produksi minyak sawit yang lebih rendah mengakibatkan minyak kedelai tidak mampu bersaing. Secara kualitas minyak sawit lebih unggul dari minyak kedelai. Kandungan Trans Fatty Acid (TFA) yang berbahaya bagi kesehatan yang ditemukan di minyak kedelai telah mendorong konsumen beralih ke minyak sawit yang bebas TFA.

Harga yang lebih mahal dan keamanan yang belum dapat dipertanggungjawabkan pada minyak kedelai inilah yang menyebabkan pasar lebih tertarik untuk membeli minyak sawit yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Tidak dapat dihindari, dominasi minyak kedelai akhirnya tergeser oleh minyak sawit. Pada tahun 2004 produksi dan konsumsi minyak sawit melampaui volume minyak kedelai, 2 tahun lebih cepat dari perkiraan semula.
Demi untuk menyelamatkan industry minyak kedelainya Uni Eropa melakukan kecurangan dengan melakukan kampanye negative terhadap minyak kelapa sawit.

Kampanye anti minyak tropis oleh negara-negara maju ini dilakukan dengan menyebarkan isu miring mengenai produk minyak sawit Indonesia membuat persaingan yang tidak sehat antara produsen CPO Indonesia dan Malaysia. Jika para stakeholder di bidang tersebut tidak segera melakukan klarifikasi terhadap para konsumen di luar negeri, industri CPO Indonesia akan mengalami kemandegan. Uni Eropa menuntut Indonesia dan Malaysia untuk melabelkan produknya dengan ecolabeling, tetapi penilaian sebagai produk ramah lingkungan harus dilakukan oleh Negara-negara di Eropa. Jelas ini adalah sebuah konpirasi buruk untuk mengembargo produksi minyak sawit negara-negara ASEAN.

Kampanye negatif ini Uni Eropa ini mengangkat isu pemanasan global, seakan perkebunan kelapa sawit sangat merusak alam dan ikut dikecam sebagai penyebab pemanasan global, padahal sesungguhnya tanaman kedelai yang sejenis polong-polongan ini membutuhkan lahan yang lebih luas untuk volume hasil yang sama dengan perkebunan sawit. Pertanian Kedelai membutuhkan 10 kali lipat luasan lahan kelapa sawit.

Justru pertanian kedelai yang menyebabkan pemanasan lingkungan, karena tidak produktif untuk menyerap karbon dan menghasilkan oksigen, sebaliknya perkebunan kelapa sawit sangat rakus karbon dan produktif menghasilkan oksigen. Tanah untuk pertanian kedelai berulang ulang harus diolah yang mengakibatkan pencemaran terlepasnya karbon dioksida dari tanah ke atmosfir. Selain itu juga seperti yang di ungkapkan oleh Menteri Pertanian Anton Apriyanto bahwa LSM internasional mencoba mengangkat juga mengenai kematian orang hutan akibat perkebunan sawit. Padahal perkebunan sawit itu hanya cocok dari tanah yang berasal dari areal semak blukar, bukan hutan habitat orang hutan. Jelas ini sebuah kekeliruan yang disengaja.

Uni Eropa juga menekan perusahaannya yang berproduksi di Indonesian dan Malaysia, seperti contoh Unilever yang beroperasi di Indonesia harus menyetop pembelian minyak sawit dari industri sawti di Indonesia, dengan alasan industry tersebut pemicu pemanasan global. Perusahaan AS dan Eropa lain juga melakukan hal yang walaupun beroperasi di Indonesia, sehingga banyak bahan bakunya harus import dari Negara-negara Eropa.

Pemerintah hendaknya bertindak tegas dengan perusahaan yang ikut kampanye negatif Uni Eropa ini, dan harus diberi tindakan melalaui regulasi atau tindakan administratif. Tindakan ini juga bersifat propokatif dan merusak perekonomian kita, terutama terhadap masyarakat yang terkait langsung atau tidak langsung dengan industry minyak sawit ini.

Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa minyak sayur dari CPO terbukti tidak membahayakan kesehatan. Tanaman kelapa sawit dijamin tidak merusak lingkungan. Kampanye negative Uni Eropa tidaklah tulus untuk memerangi pemanasan global tetapi justru jahat dan akan memicu penanaman pertanian kedelai yang tidak memiliki kemampuan menghasilkan oksigen, dan justru menghabiskan lahan hutan.

Untuk menanggapi kampanye negatif ini Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia bekerja sama untuk melakukan counter kampanye yang berusaha untuk mencap negative terhadap perkebunan sawit. Di Indonesia hampir 2 juta orang yang tergantung dalam indutri minyak sawit dari para pekerja perkebunan, investor perkebunan, distribusi, pengolahan dan perdagangan. Pada tahun 2007 Indonesia akan menjadi penghasil minyak nabati terbesar di dunia, dengan proyeksi produksi minimal 17 juta ton per tahun. Sawut memiliki potensi ekonomi yang besar bagi Indonesia. Demikian juga dengan Malaysia yang cukup banyak juga masyarakatnya yang mencari nafkah dalam industry minyak sawit ini. Pemerintah Indonesia dan Malaysia jelas harus melawan kampanye negatif tersebut karena kampanye negatif mereka penuh dengan tipu muslihat yang memutarbalikkan fakta.

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies